Pages

Saturday, 14 March 2015

Golden Age

Golden Age


Generasi unggul tidak tumbuh dengan sendirinya. Laju tumbuh kembang dan tingkat inteligensia seorang anak sebenarnya tidak dipengaruhi oleh faktor keturunan saja. Ada tiga faktor yang saling memengaruhi, yaitu genetik atau keturunan, faktor lingkungan, dan faktor gizi.
Setelah lahir, stimulasi harus terus dilakukan untuk meningkatkan koneksi otaknya.
Para pakar perkembangan anak menegaskan bahwa lingkungan merupakan salah satu elemen penting untuk kecerdasan bayi. Bayi yang dibesarkan di lingkungan yang penuh kasih sayang dan aman akan memiliki emosi yang baik.
Menurut dr Koesnadi, agar stimulasi yang diberikan lebih optimal, stimulasi harus diberikan bertahap, dalam berbagai variasi dan berulang-ulang. Sel-sel saraf dalam otak merupakan suatu jaringan sel yang berfungsi sebagai “kabel telepon” yang secara teratur akan saling mengirimkan gelombang elektronik berupa sinyal atau “pesan”.
Aktivitas listrik yang terjadi secara berulang-ulang atau kontinu pada sel-sel otak si kecil inilah yang akan mampu mengubah struktur fisik otak secara luar biasa sehingga menghasilkan kemampuan-kemampuan baru sebagai proses perkembangan fungsi otak. Semakin sering otak menerima “data”, semakin sering pula suatu kemampuan diasah sehingga mencapai tahap “mahir” atau piawai.
Jumlah percabangan saraf (sinaps) di otak bayi akan bertambah atau berkurang tergantung apakah otak diberi stimulasi atau tidak. Untuk merangsang perkembangan anak, orangtua bisa melakukannya melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan.

Menurut dr. Koesnadi Rusmil, Sp.A (K) ahli tumbuh kembang anak dari RS Hasan Sadikin Bandung, usia 0-5 tahun merupakan periode emas untuk tumbuh kembang anak. “Pada periode ini anak bisa dirangsang untuk mencapai kecerdasan yang lebih tinggi.”  Artikel Selengkapnya.

Friday, 6 March 2015

YANG HARUS DILAKUKAN SAAT ANAK BERUSIA 3 TAHUN

YANG HARUS DILAKUKAN SAAT ANAK BERUSIA 3 TAHUN

USIA 0-3 tahun adalah masa-masa emas bagi anak. Di usia inilah, seorang anak akan dapat segera merespon apa yang didengar dan dilihat di sekitarnya. Di dalam keluarga, anak akan belajar bagaimana berperilaku dengan mengamati perilaku orang tuanya.
Oleh karena itu orangtua berperan penting untuk mengarahkan ke hal-hal positif misalnya dengan memperkenalkan huruf dan membaca. Ingatlah bahwa anak selalu mengamati perilaku orang tuanya.
Bersikaplah sebagaimana anda ingin anak anda bersikap. Tunjukkan sikap hormat, ramah, jujur, dan penuh tenggang rasa. Jangan bersikap negatif, karena tingkah laku negatif orangtua dihadapan anak seusia tersebut juga menjadi faktor penentu sifat dan tindakan anak. Yup, anak akan mudah menirukan apa yang didengar dan dilihat disekitarnya tanpa berpikir panjang. Karenanya hindari hal-hal yang negatif dan jangan sampai dilihat si anak.
Sangat penting untuk diketahui, bahwa pada masa itulah otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruk. Tugas orang tua adalah mengarahkan anak ke arah yang baik, dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Tak ada kata lain lagi, baik orang tua ataupun calon orang tua, haruslah berhati-hati dalam bersikap di depan anak, bisa jadi, nakal atau tidaknya anak kita di sebabkan karena seringnya kita memberi contoh perbuatan atau perkataan yang tidak baik di depan anak-anak kita.
Semoga bermanfaat.

Pertolongan Pertama Mengatasi Masuk Angin Pada Anak

Pertolongan Pertama Mengatasi Masuk Angin Pada Anak

Penyakit masuk angin pada buah hati merupakan salah satu masalah yang mencemaskan untuk beberapa orang tua terlebih jika terjadi di waktu malam hari. Apalagi jika hal ini ditambah dengan kurangnya pemahaman serta info. Terutama untuk beberapa orang tua, perihal langkah pencegahan serta menyembuhkan masuk angin pada anak memang sangat diperlukan.
Tips jitu mengatasi masuk angin pada anak antara lain:
Cari tahu penyebab masuk angin pada anak
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan anak terserang masuk angin seperti udara dingin, terlalu lama bermain di luar rumah saat hujan, tiupan kipas angin dan AC. Karena itu, sebelum memutuskan untuk mengobatinya, sebaiknya hindarkan dulu penyebab tersebut, misalnya dengan membiasakan diri menggunakan baju hangat saat keluar rumah, jangan terlalu dekat menempatkan AC atau kipas angin, dan lain sebagainya.
Sesuaikan pengobatan masuk angin pada anak sesuai usianya
Kita pasti pernah mendengar tentang ramuan turun temurun dari orang tua kita untuk mengatasi masuk angin pada anak, yaitu dengan campuran bawang merah 1 atau 2 siung, minyak kelapa dan minyak telon. Parut bawang merah lalu dicampur dengan minyak telon, baluri tubuh anak terutama perut dan punggung, akan lebih baik jika Anda juga memberikan pijatan.
Perlu diketahui, ramuan tersebut memang bagus dan efektif, namun untuk anak usia dibawah 6 bulan, sebaiknya jangan pernah menggunakannya karena kulit bayi pada usia tersebut masih belum bisa beradaptasi dengan panas ramuan tersebut. Jika hal ini dilakukan pada bayi usia dibawah 6 bulan, kemungkinan akan menyebabkan kulit bayi menghitam karena panas yang diberikan ramuan tersebut masih belum sanggup diterima oleh kulitnya. Langkah terbaik untuk mengobati masuk angin pada anak usia dibawah 6 bulan cukup dengan mengoleskan minyak dengan kehangatan yang sedang seperti minyak telon di perut dan punggungnya. Minyak telon yang Anda gunakan pada anak Anda bisa dengan minyak telon al ghuroba dan minyak telon hasna.
Jika anak Anda sudah agak besar, lebih dari 6 bulan, maka boleh saja menggunakan ramuan tersebut, karena cukup mudah dibuat, murah dan terbukti efektif dalam mengatasi masuk angin pada anak.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati ! pepatah itu memanglah pas, dikarenakan pencegahan tidaklah serumit penyembuhan, cuma saja pencegahan karakternya teratur, karena itulah yang mengakibatkan orang terkadang lupa menghindari datangnya penyakit. Masuk angin mungkin mengakibatkan si anak alami flu serta pilek, sakit kepala, serta demam. Sudah pasti, lebih baik mecegah dari sekarang sebelum anak anda mengalami masuk angin.
Pada zaman sekarang ini obat tradisional sangat jarang digunakan malah ramuan tradisional di anggap sebagai sesuatu yang kuno. Padahal ada banyak sekali kelebihan dari ramuan tradisional selain tanpa efek samping yang cukup berbahaya juga khasiatnya tidak kalah mujarab dengan obat medis di toko. (sumber : pondokibu.com)

Pengen Mendapatkan Bayi Laki Laki, Begini Caranya

Pengen Mendapatkan Bayi Laki Laki, Begini Caranya

Sebuah cara baru untuk mendapatkan momongan laki-laki telah ditemukan. Para peneliti dari Universitas Missouri menemukannya.
Jika calon ibu yang selalu sarapan dengan makanan yang banyak mengandung lemak ketika masa pembuahan akan cenderung melahirkan bayi laki-laki. Dr Cheryl Rosenfeld, peneliti dari University of Missouri mengungkapkan apa yang dikonsumsi calon ibu pada masa awal kehamilan dapat memengaruhi jenis kelamin dan kualitas kesehatan si jabang bayi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini merupakan kelanjutan dari penelitian dua tahun lalu yang menemukan bahwa diet para ibu selama masa konsepsi dapat memengaruhi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
"Diet tinggi kalori cenderung membuat ibu melahirkan anak laki-laki ketimbang perempuan, sedangkan diet rendah kalori justru sebaliknya. Pada riset manusia dan tikus, pembatasan makanan dan diet suboptimal selama masa pembuahan dan awal kehamilan juga menghasilkan banyak anak perempuan. Kemungkinan besar ini karena kekalahan seleksi dari fetus laki-laki, sebagai jenis kelamin paling rentan dalam rahim," kata Rosenfeld.
Untuk pastinya, para peneliti melakukan analisa gen pada plasenta tikus hamil di laboratorium. Dua kelompok tikus diberi dua jenis diet berbeda, yakni diet tinggi lemak atau karbohidrat, dan diet rendah kalori. Setiap kelompok ini menunjukkan efek dan ciri yang khusus dibanding kelompok lain yang diberi makanan yang bersumber dari kacang kedelai.
Selain terhadap perubahan kelamin, fetus perempuan pun cenderung lebih sensitif pada jenis makanan ibunya. Dan terdapat gen-gen yang cenderung lebih mudah terpengaruh atau terganggu. Setelah 12 hari , yang merupakan setengah dari masa kehamilan tikus, peneliti menemukan perbedaan pada hampir 2000 gen termasuk yang mempengaruhi pembentukan fungsi ginjal dan indra penciuman.
Hasilnya, gen menunjukkan sesuatu yang bersifat adaptif yang terbentuk oleh pola makan selama kehamilan. Dengan efek terbesar dialami oleh plasenta dari janin perempuan.
Peneliti menyimpulkan, ekspresi gen pada plasenta tikus bersifat adaptif dan dibentuk oleh pola diet selama hamil, dengan efek terbesar dialami oleh plasenta dari janin perempuan.
Diet tinggi kalori dan sarapan rutin pada studi ini diduga dapat meningkatkan peluang mendapatkan anak laki-laki. Sedangkan para ibu dengan asupan energi yang yang lebih rendah cenderung akan melairkan bayi perempuan.
Hasil studi ini juga menunjukkan jika asupan kalori yang tinggi pada masa konsepsi dapat meningkatkan peluang mendapatkan bayi laki-laki dari 10 hingga 11 dari setiap 20 kelahiran.
(Sumber : liputan6.com)

6 Langkah Mengatasi Anak Bicara Kasar

6 Langkah Mengatasi Anak Bicara Kasar

Pada umumnya, anak usia prasekolah belum memahami benar arti kata yang ia ucapkan. Anak juga belum memahami apakah kata-kata itu pantas atau tidak pantas untuk diucapkan. Ketika anak mengatakan kata kasar atau kotor, bukan bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru.
Psikolog, Maesera Idul Adha, Psi dari RS Fatmawati Jakarta mengatakan perilaku suka meniru melekat pada anak usia prasekolah. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru di lingkungan, termasuk kata kasar atau jorok, akan cepat diadposinya. Kemampuan anak prasekolah memelajari hal baru berkembang dengan pesar. Anak begitu bersemangat mengekplorasi berbagai hal di lingkungan.
Tentunya orangtua tak boleh berdiam diri. Orangtua perlu meluruskan sikap atau perilaku anak agar tidak menimbulkan hal negatif lain. Apalagi jika anak menganggap, mengucapkan kata kasar dan kotor adalah hal biasa saja. Berikut langkah bijak yang bisa diambil para orangtua untuk mengatasinya:
1. Awasi dan dampingi anak saat bermain.
Boleh saja menghindari lingkungan yang "mengesahkan budaya" mengucap kata-kata yang tak pantas. Namun Anda tak bisa terus menerus "mensterilkan" lingkungan anak. Lambat laun akan ada pengaruh dari lingkungan luar yang tidak sesuai dengan nilai positif yang ditanamkan di rumah.Sulit untuk mencegah hal ini terjadi. Yang bisa Anda lakukan adalah, dengan sabar dan telaten menjelaskan kepada anak bahwa kata-kata kasar dan kotor itu tidak pantas untuk diucapkan.
2. Tak perlu marah.
Berusahalah bersikap wajar dan tidak memarahi anak. Jangan mendramatisasi keadaan. Kemarahan terkadang justru membingungkan anak dan bukan menjadi cara efektif untuk mencegah anak tidak mengucapkan kembali kata kasar dan jorok tersebut.
Dalam beberapa kasus, anak yang kurang mendapat perhatian, justru akan mengulangi hal yang tidak disukai orangtua agar ia dimarahi. Baginya, dimarahi orangtua menjadi salah satu bentuk perhatian.
3. Jelaskan arti katanya.
Coba tanyakan pada anak apa maksudnya mengucapkan kata tersebut. Mungkin ia tak bisa menjelaskannya. Artinya ia memang tidak paham apa arti kata kasar dan jorok tersebut, dan belum sadar kalau kata-kata itu dapat menyakiti orang lain.
Tugas orangtua adalah menggali pemahaman anak mengenai kata tersebut dan mencari tahu alasan ia melontarkannya, lalu meluruskan perilaku yang tak pantas tersebut.
4. Bimbing dan arahkan.
Jangan mudah menyerah jika anak sudah dinasihati, namun tetap mengulang kata-kata tak pantas itu. Tugas orangtua adalah membimbing dan mengarahkan buah hati secara terus menerus.
5. Buat kesepakatan.
Bila anak masih saja mengulangi kata kasar dan kotor, meski sudah dinasihati berulang kali, buatlah kesepakatan. Berikan hukuman yang disepakati bersama, namun jangan memberikan hukuman fisik.
Bentuk hukuman yang disarankan bagi anak usia prasekolah adalah time-out. Anak diminta duduk diam di pojok ruangan selama tiga menit atau tegaskan bahwa Anda tidak mau berbicara dengan anak selama tiga menit.
6. Jeli mencari penyebabnya.
Orangtua harus jeli mencari penyebab anak makin senang menggunakan kata kasar dan jorok. Apakah tiap kali ia berucap kata kasar, lalu ditertawakan oleh orang lain di rumah? Kalau memang demikian, beri pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak memberikan respons positif bila anak melontarkan kata-kata yang kurang pantas.
Minta mereka untuk tidak menganggap lucu kata-kata itu. Tekankan, jika anak mulai berkata kasar, jangan pedulikan, pura-pura tidak tahu. Umumnya anak akan segera menghentikan kebiasaan buruknya karena ia tahu tidak sukses mendapat perhatian dari perilaku tersebut.

Terlalu Sering Menyuapi Anak Membuat Kurang Mandiri

Terlalu Sering Menyuapi Anak Membuat Kurang Mandiri


Banyak orang tua masih kerap menyuapi anaknya makan. Umumnya supaya si anak mau makan. Apalagi di usia prasekolah, kalau sedang asyik menekuni sesuatu kegiatan, anak bisa sampai lupa waktu. Nah, daripada si anak tertunda waktu makannya, maka orang tua pun menyuapinya sambil si anak tetap asyik dengan aktivitasnya itu.
Padahal, jika anak tak dibiasakan makan sendiri, bisa-bisa sampai di akhir usia prasekolah pun, si anak belum terampil makan sendiri. Padahal, di usia 5 tahun harusnya anak sudah bisa makan sendiri, bahkan memotong makanan dengan pisau.
Selain itu, dengan orang tua terbiasa menyuapi anaknya makan, anak jadi tak mandiri. Bisa-bisa, mereka hanya mau makan bila disuapi oleh ibu atau pengasuh. Nah, bila kebetulan ibu pergi atau si pengasuh repot, tentu mereka tidak akan makan, kan?
Kesalahan ini sering juga bersumber pada anggapan, anak yang gemuk mencerminkan orang tua yang pandai merawat. Bila si anak kurus, orang tua takut dianggap tak perhatian pada anak. Itulah sebabnya, bila anak mulai ogah-ogahan makan, orang tua pun panik. Selanjutnya, acara makan seringkali menjadi ajang berantem antara orang tua dan anak, lantaran orang tua memaksa si anak untuk makan.
Padahal, gemuk-kurusnya si anak tak dapat dijadikan patokan untuk menilai "kepandaian" orang tua dalam merawat anak. Di sisi lain, tak heran bila disuruh makan, ia lantas menolak. Jika dipaksa, lambat-laun akan membuat anak mengasosiasikan acara makan sebagai suatu yang tidak menyenangkan sehingga makannya malah makin susah. Padahal, kalau saja orang tua tahu triknya, anak pasti akan makan. Yang penting kita yakin anak tidak mau makan bukan karena sakit. Cirinya, meski tak mau makan, anak tetap aktif melakukan kegiatannya.
TINDAKAN YANG BENAR:
Bila anak asyik menekuni sesuatu sampai lupa waktu makan, orang tua harus menerangkan perlunya makan. Misal, "Kalau Kakak tidak mau makan, Kakak akan sakit. Kalau Kakak sakit, nanti enggak bisa main dan ke sekolah, loh. Kan, nanti juga enggak bisa main di sekolah."

Jika anak tak mau makan tapi tetap melakukan kegiatan, berarti memang dia sedang memilih untuk menunda makannya. Tak usah memaksa, taruh saja piring makanan di sebelahnya dan minta ia makan bila sudah selesai. Atau, pada saat dia sedang asyik bermain, sediakan saja finger food/cemilan yang mudah mereka comot tanpa harus meninggalkan keasyikannya. Sebaiknya selalu sediakan cemilan sehat yang mengandung gizi cukup, semisal bakwan sayuran. Setelah mereka bilang lapar, baru sediakan nasi beserta lauk pauk lengkap.
Trik lain, saat waktu makan tiba, bila perlu kita tawarkan anak mau makan apa. Biasanya, kalau karena pilihannya sendiri, anak akan makan dengan lahap.

BERBICARALAH "DENGAN ANAK" BUKAN "KEPADA ANAK"

BERBICARALAH "DENGAN ANAK" BUKAN "KEPADA ANAK"

Dear Ayah Bunda,
Berikut ini renungan yang patut kita simak bersama. Semoga bermanfaat.
=====
“BUNDA, gambarnya besar lho…” seorang anak 9 tahun berbicara kepada ibunya.
“Iya,” ibunya merespon ucapan si anak.
“Bunda, gambar jeruknya besar, warnanya kuning,” kembali anaknya berkata.
Sambil memegang handphone-nya sang ibu kembali berucap, “iya.”
“Bunda, asal iya kan? Dari tadi Bunda cuma ‘iya-iya’ aja. Bunda, kenapa asal iya aja?” tiba-tiba nada suara anak ini meninggi lalu histeris menangis.
“Iya, maksudnya, Bunda sudah lihat gambarnya,” sang bunda mencoba menjelaskan namun anak ini tidak juga menghentikan tangisannya.
***
“Mama pergi ya, cepet bangun,” teriak seorang mama ketika anaknya mogok berjalan di sebuah tempat rekreasi.
Bukan mendengar perintah mamanya, anak yang usianya 4 tahun itu malah berguling-guling sambil menangis di pelataran parkir.
“Pokoknya mama pergi ya,” kembali sang mama menegaskan ancaman pada anaknya.
Datanglah gurunya menghampiri seraya berkata “Kenapa? Amar cape?”. Sambil jongkok, sang guru mengelus tangan si anak dan mengusap kepalanya kembali melanjutkan bertanya, “ Perlu istirahat?”
Tak hanya itu, sang guru menatap hangat sang anak, lalu berujar, “Bu Deva peluk dulu ya?” Lantas bu guru memeluk sambil berbicara padanya. Tak lama kemudian anak ini tenang dan mau berjalan menuju mobilnya.
Orang tua pada umumnya berbicara “kepada” anak-anak. Komunikasi seperti ini berlangsung satu arah. Dalam hal ini, orangtua mencoba berkomunikasi “kepada” anak. Namun sayangnya,Kkmunikasi yang terjadi dalam situasi ininegatif. Orangtua tidak membangun suasana yang nyaman ketika berbicara “kepada” anak-anak mereka. Berbeda jika orangtua maupun guru berbicara “dengan” anak.
Seperti yang terjadi diatas, ibu guru berbicara “dengan” anak bukan “kepada” anak. Komunikasi seperti ini berlangsung dua arah. Ibu guru tidak mengambil posisi berdiri ketika berbicara “dengan” anak, tapi memposisikan tubuhnya sejajar dengan tinggi tubuh sang anak. Menatap, mengusap kemudian memeluk dan berbicara dengan suasana hangat. Maka komunikasinya yang terjadi dalam situasi positif.
Komunikasi yang positif baru bisa dilakukan oleh orangtua atau guru jika orang tua atau guru menyediakan waktu cukup untuk berkomunikasi “dengan” anaknya. Bukan sekedar berkata “iya!” seraya berlalu.
Komunikasi yang terjadi bersifat timbal balik atau dua arah, saling mendengarkan.Bukanhanya anak yang harus mendengar tapi orangtua juga mendengar dengan sungguh-sungguh ketika anak berbicara. orangtua memberikan tanggapan atas apa yang dikatakan anak bukan mengabaikan atau malah memberikan ancaman. Sehingga diantara keduanya betul-betul terjalin hubungan yang baik, hubungan saling menyayangi antara orangtua dan anaknya.
Berbicaralah“dengan” anak, bukan berbicara “kepada” anak yang harus dilakukan para orangtua maupun guru. Sehingga lahir anak-anak yang bahagia dalam berbagai kesempatan dan bangga memiliki orangtua maupun guru seperti kita. Mereka lahir menjadi anak-anak yang penuh rasa percaya diri, penuh kasih sayang, penuh kebahagian yang melebihi materi.
Berdasarkan hasil penelitian para neuroscientist, anak-anak akan belajar banyak pengetahuan yang diberikan padanya dalam keadaan bahagia. Jika kemampuan komunikasi positif ini dibangun sejak dini, anak akan lahir menjadi pribadi yang menyenangkan dihadapan semua orang.
Begitulah Bunda..Selama ini Bunda bicara dengan anak atau kepada anak?
Semoga bermanfaat.

PENYEBAB DAN CIRI-CIRI ANAK SEDANG STRESS

PENYEBAB DAN CIRI-CIRI ANAK SEDANG STRESS

Dear Ayah Bunda,
Tak hanya orang dewasa yang bisa menderita stres. Anak-anak pun berpeluang mengalami stres. Harus diwaspadai karena stres berlebih termasuk salah satu gangguan kejiwaan.
Agar tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan mentalnya, tidak terganggu, maka sedapat mungkin anak-anak jangan dibiarkan menderita stres berkepanjangan. Berikut ini penyebab dan ciri-ciri seorang anak sedang stres.
Penyebab
- Perubahan besar
Perubahan besar di antaranya pindah ke rumah baru, pindah sekolah, atau apapun yang serbabaru dan memerlukan waktu untuk beradaptasi.
- Konflik keluarga
Terjadinya konflik dalam kehidupan berumah tangga tak dapat dihindari. Namun, sebagai orangtua, Anda harus bijaksana dalam menangani konflik. Hindari perselisihan di depan anak karena akan menyebabkan rasa keyakinan dan kepercayaan mereka hilang. Rumah seharusnya menjadi tempat bernaung yang memberi rasa aman dan nyaman.
- Jadwal kegiatan terlalu padat
Wajar jika orangtua menghendaki yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, ada kalanya orangtua jadi terkesan memaksakan kehendak dengan membebani anak jadwal kegiatan yang padat. Sebelum mengikutsertakan anak ke tempat les atau kegiatan di luar sekolah, sebaiknya tanya kepada anak apakah berminat. Tanyakan juga kepada diri Anda, apakah les tersebut diperlukan anak?
- Pekerjaan sekolah
Kegiatan belajar di sekolah kadang menjadi momok menakutkan bagi anak. Terutama bagi mereka yang kurang memahami mata pelajaran dengan baik. Di sini diperlukan peran dan perhatian lebih orangtua kepada anak.
- Masalah sosial
Gangguan, ejekan, dan perasaan tersisihkan dari teman sebaya sangat mempengaruhi emosi jiwa anak. Perhatikan jika terdapat perubahan sikap anak dari ceria menjadi murung. Bisa jadi, ini penyebab anak stres.
- Merasa tidak disayang orangtua
Anak-anak adalah pribadi yang unik. Meski bersaudara kandung, antara kakak dan adik memiliki kepribadian dan sifat berbeda. Mereka juga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hindari membandingkan mereka dan menonjolkan kasih sayang berbeda.
Ciri-ciri
Sebenarnya, ciri-ciri anak sedang stres mudah dikenali .Anak yang stres biasanya mengalami perubahan perilaku. Dari yang semula riang, mendadak murung. Berikut ciri umum yang ditunjukkan anak ketika stres.
- Fisik
Mengompol, susah tidur, nafsu makan turun, sakit perut, gagap, mimpi buruk dan sakit kepala, menjadi ciri fisik yang dialami anak stres.
- Emosi
Gejala emosi anak diliputi rasa bosan, tidak ada keinginan terlibat kegiatan di sekolah atau di rumah, marah, takut, menangis, berbohong, berlaku kasar kepada teman, bereaksi berlebihan terhadap hal sepele, dan melorotnya nilai akademik.
- Kognitif
Mendadak kehilangan konsentrasi saat belajar di sekolah dan kurang minat menyelesaikan pekerjaan sekolah, suka menyendiri dalam waktu lama.
- Tingkah laku
Anak tidak mampu mengontrol emosi, bersikap brutal, keras kepala, dan tempramen. Tanda lain yang bisa Anda amati yakni terjadi perubahan pola tidur, muncul kebisaan baru seperti menghisap jempol, memilin rambut, dan mencubit hidung. (berbagai sumber)

10 Sopan Santun yang Harus Diajarkan Kepada Anak

10 Sopan Santun yang Harus Diajarkan Kepada Anak


Tentu setiap orangtua ingin memiliki anak yang sopan dan tahu tata krama. Tugas Andalah sebagai orangtua untuk memberi contoh dan mengajarkan mereka tentang hal ini.
Sopan santun hendaknya diajarkan sejak si anak masih kecil karena mereka lebih mudah dibentuk dan lebih suka mencontoh perilaku orang di sekitar mereka, terutama orangtua. Mulailah mengajarkan dari hal sederhana sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jangan lupa menjelaskan kepada anak alasan mengapa ia harus berlaku sopan dan menghargai orang lain sehingga mereka lebih termotivasi.
1. Menghormati orangtua dan orang yang lebih tua
Menghormati orangtua dan orang yang lebih tua adalah salah satu norma kesopanan penting yang berlaku di masyarakat. Ajarkan anak-anak untuk selalu berlaku dan berbicara sopan kepada orang lain, terutama yang lebih tua. Misalnya, memberikan tempat duduk di kendaraan umum kepada ibu hamil atau orang lanjut usia.
2. Minta maaf
Banyak orang beranggapan bahwa meminta maaf berarti menunjukkan kelemahan. Namun, sebaliknya, minta maaf sebenarnya menunjukkan kekuatan dan kelapangan hati seseorang. Ajarkan anak-anak Anda untuk selalu minta maaf ketika ia melakukan kesalahan.
3. Table manner
Jangan anggap sepele masalah table manner. Anak-anak yang paham masalah table manner di rumah biasanya akan menjadi lebih sopan ketika mereka makan di luar rumah. Anda tak mau kan kalau saat diajak makan di restoran, anak berlarian dan memainkan alat makannya? Cara mengajarkan yang terbaik adalah memberi contoh. Jangan berharap si kecil tertib di meja makan jika orangtua selalu makan di depan televisi, misalnya.
4. Ajarkan untuk tak menjawab ulang
Terkadang saat marah Anda mungkin saja mengucapkan kata-kata yang tak seharusnya diucapkan kepada anak. Tak jarang anak juga menjawab balik kata-kata tersebut. Namun, sangat penting untuk mengajarkan anak bahwa hal ini tidaklah baik karena menunjukkan ketidakhormatan kepada orangtuanya.
5. Mengucapkan kata "tolong" dan "terima kasih"
Ada banyak anak yang tidak tahu bagaimana caranya meminta tolong dan juga berterima kasih. Ini sebenarnya adalah masalah kebiasaan, maka biasakan anak-anak untuk mengucapkan kata-kata ini setiap hari. Berilah contoh kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang sudah membantu, termasuk kepada tukang sayur langganan atau asisten rumah tangga.
6. Menghormati sesama
Ajarkan anak untuk selalu bisa memahami dan juga menghormati sesamanya. Dengan demikian anak akan tahu bahwa ia dan teman-temannya punya hak yang sama. Norma kesopanan ini akan membantu mencegah terjadinya bullying pada anak-anak.
7. Kesamaan derajat antarsesama
Ajarkan mereka untuk tidak mendiskriminasikan orang berdasarkan kekayaan, warna kulit, pekerjaan, ras, jender, atau agama. Ajarkan mereka bahwa setiap orang berhak diperlakukan sama derajatnya tanpa kecuali.
8. Perlakukan orang lain seperti memperlakukan diri sendiri
Tak ada orang yang mau memperlakukan dirinya sendiri dengan buruk. Anak harus tahu kalau mereka seharusnya memperlakukan orang lain seperti mereka memperlakukan diri mereka sendiri. Hal ini akan membantu meningkatkan kemampuan sosialisasi si anak di lingkungannya.
9. Tak pelit pujian
Orangtua memuji ketika anaknya melakukan hal-hal terpuji dan hebat. Hal ini akan membantu anak untuk menyadari perlunya menghargai upaya seseorang. Namun, ajarkan juga untuk tidak bersikap palsu saat sedang memuji seseorang.
10. Membantu yang lemah
Di sekitar kita masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan. Misalnya, kakek atau nenek yang ingin menyeberang jalan, anak yatim piatu, dan lain-lainnya. Pastikan mengajarkan anak untuk selalu membantu yang lemah dan membutuhkan bantuan.

Manfaat Memberi Makan Ikan Pada 1000 Hari Pertama Anak

Manfaat Memberi Makan Ikan Pada 1000 Hari Pertama Anak

Seribu hari pertama kehidupan (HPK) manusia merupakan awal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia selanjutnya.
Di saat itu, pondasi kesehatan menjadi sangat penting terutama dalam pemenuhan gizi dan perkembangan otak.
Masa ini kerap disebut golden periode atau periode emas yang tidak akan dapat diputar kembali. Sehingga setiap orangtua perlu memberikan perhatian lebih saat anaknya berada pada periode tersebut.
Saut Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan menjelaskan dalam masa periode emas itu mengkonsumsi ikan menjadi sangat penting bagi anak.
Dalam rangka mempromosikan pemenuhan gizi asal ikan pada 1000 hari pertama kehidupan atau pada masa periode emas, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) DKI menyelenggarakan safari peningkatan konsumsi ikan melalui menggelar masakan 50 jenis ikan dengan 400 macam jenis bumbu ala nusantara, di Museum Air Tawar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Ketersediaan ikan relatif mudah dijangkau oleh masyarakat dan setiap rumah tangga dapat membudidayakan ikan dalam lahan terbatas," kata Saut.
Periode Emas Bayi
Menurut Saut, ada beberapa alasan mengapa mengonsumsi ikan sangat penting pada masa periode emas anak. Diantaranya daging ikan kaya akan zat besi, calcium, protein dan asam lemak omega 3. Selain itu, khusus omega 3 pada ikan, melebihi 100 mg/100 gram daging ikan.
"Ini jauh di atas bahan pangan lain seperti daging sapi, ayam atau daging babi," kata Saut.
Alasan lainnya, protein pada ikan sangat mudah diserap tubuh sehingga mampu membantu pertumbuhan anak lebih optimal. Daging ikan juga berserat tipis dan lunak sehingga setiap anak mudah untuk memakan dan mencernanya. Selain itu kandungan gizi ikan sangat kompleks dan esensial bagi manusia.
"Dari alasan itu terlihat, bahwa ikan merupakan bahan pangan sehat yang bergizi tinggi yang mampu mengisi kebutuhan gizi anak selama golden periode atau 1000 hari pertama kehidupan dan ibu pada periode persiapan kehamilan, masa kehamilan hingga memberikan ASI," papar Saut.
Dengan gelaran acara yang diberi penghargaan Muri ini, kata Saut, diharapkan mampu mengedukasi masyarakat, khususnya para ibu tentang pentingnya memberikan ikan yang kaya akan protein dan omega 3 sehingga bermanfaat bagi anak sejak masa periode emas atau 1000 hari pertama kehidupan.
Ketua APJI DKI Jakarta, Sulasmiati Supardan, mengatakan pihaknya mendukung program Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan konsumsi ikan Indonesia.

5 Keajaiban Dahsyat Sentuhan Ibu Kepada Bayi Baru Lahir

5 Keajaiban Dahsyat Sentuhan Ibu Kepada Bayi Baru Lahir

Sejak lama, bayi yang baru lahir akan langsung dibawa untuk dibersihkan, ditimbang, dan diukur panjang badannya. Setelah itu, baru bayi akan diberikan pada ibunya lagi untuk disusui. Pada bayi yang lahir prematur justru lebih parah, bayi tersebut biasanya tak diperkenankan dekat dengan ibunya dan dirawat secara intensif dalam inkubator.
Padahal, sentuhan antar kulit ibu dan bayi sangat penting terutama setelah bayi lahir. Saat ini, tren kesehatan di rumah sakit pun berubah dan menyarankan agar anak bersentuhan kulit dengan ibunya terlebih dahulu sebelum dibersihkan. Sentuhan kulit ibu dan anak memberikan banyak manfaat bagi kesehatan bayi.
Ini dia beberapa keajaiban yang bisa terjadi pada anak ketika kulitnya menyentuh kulit sang ibu saat baru lahir, seperti dilansir oleh Mag for Women.
1. Membuat Nafas Bayi Stabil
Saat lahir, bayi dikeluarkan dari 'kantung pelindung' mereka yang ada dalam rahim. Hal ini bisa jadi sangat tak disukai oleh bayi dan mereka bisa merasa tak aman. Namun ketika bayi mendapatkan sentuhan dan pelukan ibu, bayi akan merasa aman dan ini membuat napas mereka lebih stabil. Biasanya ini juga membuat detak jantung mereka menjadi teratur.
2. Mencegah Bayi Stress
Ketika bayi didekatkan dengan ibunya dan diletakkan di dada, bayi menjadi tak mudah menangis. Dengan begitu, mereka juga tak mudah stres ketika berkenalan dengan lingkungan baru. Dunia adalah lingkungan baru bagi bayi dan dalam pelukan ibu mereka, mereka merasa lebih tenang. Kebiasaan tak mudah stres ini juga mempengaruhi bayi selama hari-hari berikutnya.
3. Membuat Gula Darah dan Suhu Stabil
Tak hanya ibu yang mengalami perubahan dalam tubuh mereka saat melahirkan, bayi juga mengalami hal serupa. Terutama mereka juga mengalami banyak tekanan untuk bisa 'keluar' dan lahir ke dunia yang baru. Bersentuhan dan berada dalam pelukan ibu saat lahir akan membantu bayi membuat gula darah mereka lebih stabil dan membuat suhu tubuh mereka menjadi normal.
4. Menjalin Ikatan Ibu dan Bayi
Sentuhan kulit antara ibu dan bayi saat lahir akan membentuk ikatan yang kuat karena anak akan langsung mengenali ibunya. Selain itu, hal ini tak hanya bermanfaat untuk bayi tetapi juga ibu. Ibu yang langsung menyentuh anak mereka saat lahir memiliki rasa cemas yang lebih rendah. Memeluk anak mereka juga bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan ibu setelah melahirkan.
5. Membangun Insting Anak
Ketika anak langsung disentuh dan dipeluk oleh ibu, mereka akan langsung membangun insting untuk menyusu. Hal ini sangat baik, terutama jika ibu berencana untuk memberikan ASI eksklusif pada anak. Bahkan jika ibu tak ingin memberikan ASI, memeluk anak akan memberikan mereka rasa nyaman dan perasaan dicintai.
Jangan menyangka bahwa bayi tak bisa merasakan apa yang terjadi di sekitarnya. Mental bayi sudah berkembang sejak hari pertama dilahirkan, begitu juga dengan kemampuan emosionalnya. Sentuhan adalah salah satu cara terbaik untuk membangun ikatan antara ibu dan bayi, selain manfaat hebat yang sudah disebutkan di atas. (sumber : merdeka.com)

RENUNGAN: 13 PERMINTAAN ANAK

RENUNGAN: 13 PERMINTAAN ANAK

Dear Ayah Bunda,
Hukuman ataupun pujian tidak selamanya akan menjamin seorang anak selalu disiplin. Dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan. Menurut psikolog Laksmi Andhiyani Setiawan ada 13 Permintaan anak yang mungkin tidak pernah mereka ucapkan dan harus diketahui mereka. Permintaan itu adalah
1. Cintailah aku sepenuh hatimu
2. Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku
3. Cobalah mengerti aku dan cara belajarku
4. Jangan marahi aku di depan orang banyak
5. Jangan bandingkan aku dengan kakak atau adikku atau orang lain
6. Bapak ibu jangan lupa, aku adalah foto copy mu
7. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku anak kecil
8. Biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku bila salah
9. Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku
10. Jangan ungkit-ungkit kesalahanku
11. Aku adalah ladang pahala bagimu
12. Jangan memarahiku dengan mengatakan hal-hal buruk, bukankah apa yang keluar dari mulutmu adalah doa bagiku?
13. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan “JANGAN” tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu.
Mulailah berlatih menerapkan ketiga belas point diatas. Bisa mulai diterapkan untuk anak-anak kita. Karena ketiga belas point tersebut butuh pembiasaan dan pengulangan. Agar kelak jika menjadi orang tua dapat menjadi orang tua dahsyat.
Share and Like ya Ayah Bunda..smile emoticon Tag Ayah dan Bunda lainnya agar kita semua bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita.

Agar anak tumbuh tinggi dan cerdas Penuhi Asupan Nutrisi

Agar anak tumbuh tinggi dan cerdas Penuhi Asupan Nutrisi

Secara umum anak-anak Indonesia lebih pendek di bandingkan dengan anak-anak di negara Eropa, rata-rata tinggi pria Indonesia 170 cm dan untuk wanita 160 cm. Pertumbuhan pada anak berkembang sejak masih janin sampai pada masa pubertas. Bagaimana agar anak tumbuh tinggi dan cerdas? Tips dibawah ini bisa membantu.
Coba latihan Peregangan
Latihan peregangan sangat tepat di lakukan pada anak di masa pertumbuhan khususnya anak usia remaja sedangkan pada usia balita belum boleh melakukan latihan latihan peregangan.
Rutin berolahraga
Hormon pertumbuhan akan bekerja dengan baik saat berolahraga. Kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon-hormon penting penunjang pertumbuhan dan hormon-hormon tersebut bekerja sangat baik jika rajin berolahraga. Olahraga renang dan basket samgat baik di lakukan agar anak tumbuh tinggi dan cerdas dalam berpikir.
Waspadai obesitas pada anak
Jika anak mengalami kegemukan atau obesitas tentu akan menghambat pertumbuhannya. Tumpukan lemak di bawah kulit akan menghambat tubuh untuk menyerap kalsium, oleh karena itu berat badan ideal anak harus selalu dijaga dengan memperhatikan nutrisi dan pola makannya.
Stimulasi dengan sinar matahari pagi
Beberapa penelitian berkesimpulan bahwa sinar matahari pagi mampu menstimulasi dan meregenerasi vitamin D pada tubuh manusia. Sinar matahari pagi juga dapat mempercepat proses penyerapan kalsium sehingga memperkuat tulang.
Agar anak tumbuh tinggi dan cerdas Tingkatkan kualitas tidur pada anak
Kualitas tidur yang baik dapat memaksimalkan pertumbuhan dan tinggi badan pada anak. Karena pada saat tidur hormon pertumbuhan akan bekerja dengan baik, kualitas tidur yang baik di peroleh jika anak dapat tidur dengan pulas dalam waktu 7 sampai 8 jam tanpa terganggu.
Perhatikan asupan gizi
Agar anak tumbuh tinggi dan cerdas harus di perhatikan gizi dan nutrisi yang seimbang. Terutama asupan nutrisi seperti kalsium, Vitamin C, vitamin D, vitamin B, yodium, zinc, zat besi, protein dan asam amino. Zat-zat gizi tersebut banyak terkandung dalam buah-buahan, sayuran seperti bayam, wortel, kacang kedelai, telur dan susu.
Agar anak tumbuh tinggi dan cerdas dengan terapi hormon pertumbuhan
Jika anak sulit untuk tumbuh tinggi, terapi hormon pertumbuhan bisa jadi sebuah solusi untuk merangsang hormon pertumbuhan pada anak. Untuk pilihan yang terakhir ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.
Rutin mengkonsumsi susu kaya kalsium juga bisa membantu pertumbuhan tinggi anak, dengan rutin minum dua gelas susu pagi dan sore. Agar anak tumbuh tinggi dan cerdas tips diatas bisa di praktekkan tetapi harus di lakukan dengan menyenangkan jangan justru membuat anak terpaksa dan merasa tertekan.
Sebagai orang tua tentu kita ingin kesempurnaan buat buah hati kita , tumbuh tinggi saja tanpa di ikuti dengan kecerdasan emosional dan kognitif juga tidak baik. Diperlukan juga kecerdasan dalam berinteraksi atau kecerdasan sosial dengan teman-teman sebayanya , mampu berpikir kreatif dan mempunyai tanggung jawab.
Anak yang sehat dan cerdas merupakna aset sumber daya manusia Indonesia, yang kelak akan berguna untuk membangun bangsa.

10 HAL PALING CEPAT DITIRU ANAK

10 HAL PALING CEPAT DITIRU ANAK

Orangtua merupakan ‘sekolah’ pertama bagi anak. Faktor genetik, ditambah dengan kebiasaan sehari-hari yang mereka lihat dari kita sebagai orang terdekatnya, semakin menegaskan betapa anak adalah ‘cetakan’ Anda dalam bentuk mini.
Hal-hal apa saja yang paling cepat ditiru anak dari Anda?
• Bicara kasar
• Sikap peduli dan kasih sayang
• Kebiasaan berbagi
• Pola makan
• Percaya diri
• Self esteem (penghargaan terhadap diri sendiri)
• Menghargai orang lain
• Toleransi
• Suka membaca
• Minat seni

dikutipdari Dokter Anak.com

Orang Tua, Sebaiknya Hindari Main Ponsel di Dekat Anak

Orang Tua, Sebaiknya Hindari Main Ponsel di Dekat Anak

Penggunaan gadget di zaman modern saat ini bukan hanya dimanfaatkan oleh kaum dewasa saja. Remaja dan anak-anak bahkan terlihat lebih piawai menggunakan teknologi canggih tersebut, terutama smartphone.
Tak hanya itu, anak-anak balita bahkan sudah pandai mengoperasikan game lewat gadget canggih. Hal ini sering menimbulkan pertanyaan, apakah anak usia dini sudah boleh diberikan gadget?
Melihat perkembangan saat ini, cara berpikir seorang anak bisa dilihat dari apa yang biasa dia mainkan. Misalnya, anak yang suka bermain di luar ruangan memiliki jiwa sosial dan emosional yang tinggi. Sedangkan anak dengan mainan gadget biasanya cenderung pasif di dunia sosial.
Menurut Dr. Kresno Mulyadi,Sp.Kj, psikiater anak berkebutuhan khusus dari Rumah sakit Omni Jakarta mengatakan bahwa anak boleh saja bermain gadget, tapi tetap didampingi.
"Orangtua seharusnya menjadi teladan, mengarahkan anak seperti filsafat yang dikemukakan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara,
ing ngarso sung tulodo," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Omni Alam Sutera.
Untuk menanggulangi hal itu, Dr. Kresno menyarankan, orangtua sebaiknya tidak terlalu sering bermain smartphone di dekat anak-anak usia batita dan balita. "Karena pada usia itu anak masih perlu diperkenalkan dengan pensil, buku dan lainnya," ujarnya.
Jika orangtua sudah terlanjur membelikan gadget kepada anaknya, sebaiknya orangtua memberikan batasan waktu dua jam dalam sehari untuk menatap layar ponsel. (sumber : viva.co.id)

10 Hadiah Ulang Tahun yang Tepat untuk Balita

10 Hadiah Ulang Tahun yang Tepat untuk Balita

Bingung mencari hadiah untuk balita saat mereka ulang tahun? Anda bisa belikan salah satu dari kesepuluh barang ini. Umumnya, anak di bawah umur lima tahun cukup aktif dan agresif. Oleh sebab itu, berikan dia barang yang bisa membantu melatih skill mereka agar semakin berkembang. Seperti yang dilansir dari Baby Center, berikut sepuluh hadiah untuk si kecil:
1. Sepeda Roda Tiga
Anak-anak sangat senang bila dibelikan sepeda roda tiga karena dia merasa bisa pergi dengan bebas seperti angin. Balita Anda juga belajar mengayuh sambil bermain. Pilihlah model yang mempunyai keseimbangan stabil sehingga tidak membahayakan mereka. Sebagai tambahan, beli sepeda yang memiliki wadah di bawah kursinya untuk menyimpan sesuatu. Alangkah baiknya jika sepeda si kecil mempunyai dorongan di belakangnya supaya orang tua dapat membantu anak mendorong sepeda mereka ketika dia merasa lelah.
2. Mobil Mainan
Mobil mainan bisa menjadi hadiah yang menarik untuk anak Anda. Ketika dia lelah berjalan-jalan di taman, dudukkan buah hati Anda di atas mobil mainan itu supaya lebih santai sambil menikmati perjalanan pulang ke rumah. Pada saat di rumah pun, dia akan senang bermain dengan mobil-mobilannya itu sendiri.
3. Alat Kesenian
Balita suka mencoret-coret di mana saja ketika masih umur 2 hingga 5 tahun. Untuk melatih keterampilan mereka, coba belikan alat kesenian. Beri dia alat yang dibutuhkan, seperti spidol, krayon, cat air, dan kertas. Jangan lupa memeriksa kandungan barang-barang itu untuk memastikan bahwa pewarna di dalamnya tidak berbahaya.
4. Mainan Masak-masakan
Kalau anak sering ingin ikut Anda memasak, kenapa tidak membelikan dia mainan masak-masakan, seperti buah plastik, sayuran plastik, pot, dan spatula. Anak Anda pasti senang memainkannya. Biarkan mereka meniru apa yang orang dewasa lakukan di dapur yang akan mengembangkan psikologis anak.
5. Mainan Pasir
Anda bisa membelikan mereka sandbox atau mainan pasir untuk membuat anak merasa senang. Tambahkan peralatannya dengan sekop dan ember. Setelah lengkap, dia pun akan berkreasi membangun benteng atau hanya membuat tumpukan pasir, sesuai kreativitas dan imajinasinya. Pertimbangkan warna terang untuk mainan mereka.
6. Buku
Buku merupakan hadiah yang pas untuk segala umur. Namun, Anda harus mencari buku yang memang dikhususkan buat anak balita. Umumnya, buku tersebut berisikan banyak gambar dan sedikit tulisan dengan font yang cukup besar. Carilah buku yang memiliki cerita serta gambar menarik.
7. Mainan di Kamar Mandi
Banyak balita yang sulit diajak mandi kalau belum dimarahi. Akan tetapi, Anda bisa menyediakan mainan di kamar mandi supaya dia lebih santai dan senang mandi. Belikan dia bebek karet, kuda nil, harimau, dan ikan plastik. Mainan tersebut bisa menemani anak Anda ketika mandi.
8. Balok Kayu
Balok kayu adalah salah satu mainan favorit balita. Dia bisa menjadikan balok itu menjadi sebuah menara, rumah, atau gedung. Pastikan Anda membeli balok yang ukurannya besar agar tidak bisa dimasukkan ke dalam mulut. Selain balok, lego berukuran besar juga bisa menjadi alternatif Anda saat memilih hadiah ulang tahun untuk si kecil.
9. Mainan yang Bisa Bunyi & Bergerak
Mungkin Anda masih ingat waktu kecil pernah punya mainan yang memiliki bunyi khas? Mainan tersebut bisa mengeluarkan suara memiliki minimal satu lonceng atau pluit, dan ada juga yang mengepakkan telinga, menggoyangkan ekor, atau suara dari kaki. Hadiah ini akan disenangi oleh anak dua tahun ke atas.
10. Puzzle
Anak akan gembira bila dibelikan puzzle karena permainan ini cukup menantang. Dia bisa belajar menyusun bentuk dan warna yang teracak menjadi satu kembali. Untuk balita, mulailah dengan puzzle sederhana. Beri dia puzzle bergambar hewan, kartun, atau peta suatu negara untuk meningkatkan kemampuan mereka. (sumber : wolipop.com)

Kebutuhan Minum Anak Berdasarkan Usia dan Berat Badan

Kebutuhan Minum Anak Berdasarkan Usia dan Berat Badan

Kebutuhan air pada anak-anak ternyata berbeda satu dengan lain. Sangat penting bagi orangtua untuk memperhatikan kebutuhan air per hari berdasarkan usia, berat badan, dan aktivitas anak.
Dokter Sudung O Pardede, Sp.A(K) menjelaskan bahwa sejak lahir anak terus mengalami pertumbuhan sampai dewasa, karena itu kebutuhan airnya juga lebih banyak dibanding orang dewasa.
Jika kebutuhan cairan normal orang dewasa sekitar 2-4 persen dari berat badan, pada anak kebutuhannya mencapai 10-15 persen dari berat badannya.
Banyaknya air yang dibutuhkan setiap hari juga bergantung makanan yang dikonsumsi, suhu dan kelembaban lingkungan, tingkat aktivitas, dan kondisi tubuh. Pastinya, jumlah air yang dikeluarkan tubuh harus seimbang dengan jumlah air yang dikeluarkan tubuh setiap harinya.
Berikut daftar kebutuhan air perhari berdasarkan usia, berat badan, dan aktivitas anak:
- Usia 1-3 tahun =1,1 liter/ hari = 4 gelas
- Usia 4-6 tahun = 1,4 liter/hari =6 gelas
- Usia 7-9 tahun = 1,6 liter/hari = 6 gelas
- Anak laki-laki (10-12 tahun) = 1,8 liter/hari = 7 gelas
- Anak perempuan (10- 12 tahun) = 1,9 liter/hari = 8 gelas
Menurut Sudung, takaran kebutuhan air ini bukan standar tetap dan disesuaikan dengan kondisi anak setiap harinya. Jika kondisi anak sakit atau aktivitasnya lebih banyak maka asupan air harus ditambah.
Selain itu, jika anak sedang demam dan keringatnya banyak maka harus ditambah lagi asupan airnya. "Untuk kenaikan 1 derajat celcius diatas 38 maka harus ditambah lagi 12% kebutuhan airnya dari batas normal,” kata Sudung.
Selain kebutuhan air perhari berdasarkan usia, berat badan, dan aktivitas anak, orangtua juga perlu memperhatikan kualitas air yang diminum. Air yang memenuhi syarat adalah air yang tidak berasa, tidak berbau dan jernih, serta tidak mengandung cemaran. Untuk bayi berusia 0-6 bulan, yang dibutuhkan hanyalah air susu ibu.
(sumber : tribunnews.com)

Anak Sebaiknya Tidur Dengan Lampu Mati

Anak Sebaiknya Tidur Dengan Lampu Mati

“LAMPUNYA biar aja nyala Pa, ntar kalau Fiktri bangun, langsung tahu...” cegah Rianti ketika suaminya hendak mematikan lampu kamar. Sejak putranya lahir 7 bulan lalu, Rianti memang sengaja tidak mematikan lampu kamar saat tidur malam bersama bayinya.
Selain Rianti, banyak orangtua lain melakukan hal serupa. Padahal ada penelitian menyebutkan bahwa jika bayi tidur malam menggunakan lampu yang terang dapat meningkatkan risiko terjadinya mata minus di masa depan. Wah, kok bisa?
Bisa memicu mata minus
“Hampir semua bayi lahir mengalami mata hipermetropi -rabun dekat- berkisar plus dua sampai tiga dioptri. Namun pada usia 0-2 tahun di mana merupakan masa perkembangan yang pesat pada bayi -termasuk mata- bola mata bayi akan berkembang dan menjadi lebih panjang, sehingga ukurannya akan perlahan-lahan mendekati normal dan hipermetropi akan hilang dengan sendirinya,” jelas dr Siti F.S. Ramadhani, Sp. M yang berpraktik di RS Puri Indah.
Namun, rangsangan cahaya secara terus menerus khususnya pada saat tidur malam di mana pertumbuhan sedang terjadi, bisa merangsang mata untuk tetap bekerja walaupun mata terpejam.
Sehingga bola mata akan memanjang melebihi normal dan akan menyebabkan miopi -mata minus atau rabun jauh- pada anak di masa depan.
Akan tetapi, miopi juga bisa dipengaruhi beberapa hal, antara lain:
1. Keturunan, beberapa penelitian lain juga menyebutkan jika orangtuanya mengalami miopi, keturunannya kemungkinan akan mengalami hal yang sama.
2. Gaya hidup, antara lain anak yang terlalu cepat membaca, kebiasaan membaca yang salah, bermain game, penggunaan komputer yang lama dan lain-lain.
3. Berusaha melihat sesuatu dengan lebih jelas, misalnya melihat benda-benda atau huruf yang berukuran kecil sehingga akan ‘memaksa’ mata untuk bekerja ekstra dan mengakibatkan bola mata memanjang.
Redup lebih aman!
“Sebaiknya matikan lampu atau gunakan lampu redup pada saat bayi tidur malam,” jelas Dokter berkerudung ini.
Pernyataan ini diamini oleh dr Runi Deasiyanti, Sp. A dari Klinik SamMarie. “Kalau lampunya terlalu terang, saat bayi terbangun bisa membuat ia benar-benar bangun. Sedangkan jika suasana kamar redup, saat terbangun bayi masih tetap bisa melihat keadaan sekitar dan tertidur kembali,” katanya.
Selain itu, pada malam hari tubuh memroduksi melatonin -hormon yang berfungsi untuk mengatur siklus tidur. Hanya saja hormon ini sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga tidak akan diproduksi jika saat tidur malam menggunakan lampu. Padahal jika produksi melatonin meningkat, kualitas tidur menjadi baik, imunitas meningkat dan ketegangan berkurang. Bayi pun tidak mudah rewel.
So, Moms, mengingat banyak manfaatnya, mulailah meredupkan kamar saat tidur malam mulai sekarang.
Tangkal gangguan mata sedini mungkin
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa tip yang dibagi oleh dr Siti F.S. Ramadhani, Sp. M, yakni:
- Hindari penggunaan lampu yang terang saat tidur malam.
- Usahakan untuk tidur malam lebih cepat agar mata bisa beristirahat.
- Konsumsi makanan yang cukup gizi, khususnya bayi yang sudah mendapat MPASI (Makanan Pendamping ASI). Variasikan makanannya dengan buah dan sayur yang beraneka warna. Pada bayi yang masih mendapat ASI eksklusif, asupan Moms yang perlu diperhatikan. Selain itu, program pemerintah dengan pemberian vitamin A juga dapat membantu mencegah berbagai penyakit, termasuk gangguan pada mata.
- Jika anak sudah cukup besar, perhatikan jarak membaca (30 cm dengan posisi duduk tegak) atau menonton TV (6x diagonal TV), besar kecilnya huruf dan pastikan penggunaan pencahayaan yang cukup.
- Cek kesehatan secara teratur, jangan menunggu sampai muncul keluhan.
Cek mata si kecil
Segera periksakan mata si kecil jika:
1. Riwayat persalinan kurang baik, seperti prematur atau berat badan lahir rendah. Kondisi ini rentan mengalami gangguan pada retina.
2. Penampakan mata berbeda, misalnya pada tengah mata terdapat bintik putih, warna tidak hitam atau mata seperti mata kucing.
3. Ukuran bola mata berbeda dengan bayi lain, seperti lebih kecil atau bahkan lebih besar.
4. Bayi mengalami mata juling.
5. Adanya hal yang tidak normal pada penampilan luar mata, seperti benjolan di kelopak mata.
6. Bayi tidak berespon terhadap rangsangan yang diberikan, misalnya Moms menggoyangkan tangan di depan si kecil namun tidak diresponnya.
7. Jika anak sudah agak besar, saat ia melihat sesuatu ia memicingkan mata atau kepala dimiringkan.
8. Anak memiliki kebiasaan menonton tv terlalu dekat, dan jika sudah dijauhkan lama-lama ia akan mendekat kembali.
Agar bayi tidur nyenyak di malam hari
• Kenalkan siang dan malam
Pada usia 2-3 minggu bayi mulai bisa diajarkan perbedaan waktu dengan memberikan suasana yang berbeda antara siang dan malam. Misalnya, biarkan bayi tidur dengan suasana yang lebih terang dan tidak terlalu sepi pada siang hari, sedangkan tidurkan bayi dengan suasana yang lebih gelap dan sepi pada malam hari.
Jika si kecil terbangun, cukup periksa apa yang menyebabkannya terbangun, misalnya popok yang basah, lapar, kedinginan, dan lain-lain, lalu berikan tepukan-tepukan ringan dan tidurkan kembali. Jangan ajak ia bermain!
• Bangun sleep habbit
Berikan rutinitas atau sinyal jika sudah waktunya tidur, misalnya membersihkan tubuh bayi, memijatnya, mengganti popok, memakaikan piyama, memberikan ASI atau susu, menyanyikannya lagu, dan sebagainya.
Maka akan terprogram di otak bayi bahwa sebentar lagi adalah waktunya untuk tidur. Hal ini dapat mulai dilakukan saat usia 6-12 minggu, dan umumnya terbentuk saat bayi berusia tiga bulan.
• Ciptakan lingkungan yang nyaman
Ciptakan lingkungan yang ‘pas’ agar bayi merasa nyaman dan akhirnya terlelap. Antara lain, suhu kamar yang nyaman, cahaya yang tidak terlalu terang dan suasana yang tenang. Tempat tidur, seprei dan selimut yang bersih tentunya perlu diperhatikan.
• Bikin bayi kenyang sebelum tidur
Sebaiknya Moms memberikan ASI atau susu formula sesuai usia hingga bayi ‘kenyang’ sebelum tidur sehingga bayi terpuaskan dan tidur dengan nyenyak. Namun, pada prinsipnya tetap on demand, sesuaikan dengan keinginan bayi, utamanya pada bayi-bayi baru lahir.
• Jangan terlalu lelah di siang hari
Anggapan yang menyatakan bahwa bayi yang beraktivitas di siang hari akan lebih mudah tidur malam dibandingkan yang tidur siang, adalah salah! Bayi membutuhkan delapan jam tidur malam dan dua episode tidur siang, sehingga jika tidak terpenuhi bayi justru akan rewel dan sulit tidur.
Hal ini disebabkan terjadinya pelepasan hormon kortisol atau hormon stres pada aktivitas yang tinggi yang akan bekerja melawan rasa lelah sehingga anak akan terjaga. (Sumber: Mom&Kiddie)