Pages

Sunday, 22 February 2015

KISAH SUKSES BISNIS HIJAB ELZATTA

Kiat Bisnis Elidawati Alioemar Pendiri Elzatta: Berbisnis Lewat Silaturahim

Rahmayulis Saleh - Jum'at, 06 Februari 2015, 14:16 WIB



Elidawati Alioemar. / Bisnis- yr
Bisnis/ yr
Elidawati Alioemar.
Bisnis.com, JAKARTA -- Perempuan berpenampilan sederhana ini tak pernah menyangka akan sukses mengusung brand sendiri. Pasalnya dia sudah puluhan tahun menjadi pegawai di sebuah perusahaan yang fokus pada busana muslim dan hijab, PT Shafira Laras Persada.
“Dulu saya hanya bekerja, berusaha memasarkan produk ke seluruh Indonesia dan mancanegara. Tidak terpikirkan untuk membuka dan membesarkan usaha sendiri,” cerita Elidawati Alioemar, pendiri perusahaan hijab Elzatta, saat ditemui di London di sela-sela acara Elzatta Tour de London Bersama Mitra Berprestasi, 8-15 November 2014.
Direktur PT Bersama Zatta Mulya ini menuturkan bahwa dia mulai meluncurkan hijab Elzatta pada 2012. Ketika itu hijab sedang naik daun di Indonesia dan di dunia.
Seperti gayung bersambut. kehadiran merek baru ini langsung diterima oleh masyarakat pemakai hijab. Bayangkan saja, dalam tempo dua tahun, Elzatta sudah merambah hampir ke seluruh Indonesia, dengan sedikitnya 63 cabang jaringan toko. Sebanyak 23 merupakan toko resmi Elzatta dan 40 lainnya adalah jaringan toko yang dikelola oleh para mitra. Jaringan tokonya pun merambah mal-mal besar, seperti Mal FX Jakarta, hampir di seluruh pusat perbelanjaan ITC di daerah, serta ruko.
Berapa omzet per tahun? “Wuah, itu rahasia perusahaan,” kata ibu tiga anak gadis ini sembari tersenyum.
Perempuan yang genap 50 tahun pada 6 Juni 2014 ini menuturkan jumlah karyawan ketika membuka Elzatta pertama kali hanya 17 orang. Kini karyawannya sudah lebih dari 500 orang.
“Produk Elzatta adalah hijab dengan permainan corak dan motif cerah yang  dibuat di Turki. Bahannya kami pilih yang bagus. Harganya cukup terjangkau,” ungkap sarjana Jurusan Sejarah Universitas Padjajaran Bandung 1988 ini.
Harga produk Elzatta rata-rata di bawah Rp200.000. Elzatta dikenal sebagai hijab berbahan tipis. Modelnya ada yang seledang panjang, kerudung segi empat, dan bergo (kerudung siap pakai). Konsumennya dominan perempuan berusia 23-35 tahun.
Setelah sukses membesarkan Elzatta, Elida pun meluncurkan jaringan toko baru bernama Dauky.  Produknya lebih ke busana kasual seperti blus, celana panjang, rok, dan lainnya yang melengkapi hijab Elzatta.
Bagaimana awalnya Elida bisa terdampar di produk busana muslim ini? “Dulu ketika masih aktif sebagai remaja Masjid Salman Bandung, perempuan yang memakai hijab bisa dihitung. Tidak begitu banyak,” ungkap wanita yang suka travelling ini.
Bersama rekannya yang juga aktif di Masjid Salman, Fenny Mustafa, muncul ide untuk membuat busana muslim yang nyaman, modis, dan tetap menutup aurat. Elida pun diminta mengembangkan bisnis busana muslim yang akhirnya diberi nama Shafira House itu. Elida fokus memasarkan brandtersebut di Jakarta.
Walau tidak begitu mengerti dengan dunia mode pada saat itu, dia tetap menjalankannya dengan berbagai upaya. Tekadnya untuk maju dan membuka mata masyarakat terhadap busana muslim pun berhasil.
Namun, dalam perjalanan kariernya, setelah memegang beberapa jabatan direktur di PT Shafira Laras Persada yang menaungi butik Shafira, Elida terpaksa menarik diri. “Sebabnya, perusahaan semakin berkembang. Kami pun memberi kesempatan kepada yang muda-muda untuk menjalankan roda bisnis. Ya, regenerasi dan profesional,” tutur wanita yang berdarah Sumatera Barat ini.
Setelah keluar dari Shafira pada 2012, Elida pun mulai membangun brandbaru yaitu Elzatta yang berupa singkatan dari nama dirinya dan salah seorang anaknya, Zatta.
Dalam menjalankan bisnisnya, isteri dari Mulyadi Iskandar yang bekerja di sebuah BUMN ini, selalu mendapat dukungan keluarga. Dia pun mendapat banyak teman yang bergabung dan membesarkan produk hijab baru ini. Walhasil, hanya dalam dua tahun, Elzatta telah berkembang begitu pesat.
“Kami tidak menyangka akan melaju seperti ini. Pergerakannya sangat cepat, seiring dengan tren hijab di Indonesia dan di dunia yang juga menggaung,” ungkapnya.
Untuk mensiasati kompetisi yang semakin ketat di bisnis hijab karena banyaknya ‘pemain’ di ladang busana muslim ini, Elida dan timnya membuat berbagai program agar konsumen tetap loyal dan selalu melirik produknya. Misalnya dengan meluncurkan buku katalog yang berisi informasi produk-produk baru Elzatta, mengajak konsumen menjadi anggota, dan memberireward kepada jaringan toko dan distributor yang berhasil mencapai pembelian dengan tingkat tertentu.
Reward tersebut, katanya, antara lain berupa jalan-jalan ke luar negeri seperti ke China, keliling Eropa, atau umrah ke Tanah Suci. Seperti pada November lalu, Elzatta mengajak sekitar 45 orang yang terdiri dari 20 mitra secara berpasangan dan media untuk berkeliling Inggris selama sepekan.
Acara Elzatta Tour de London Bersama Mitra Berprestasi 2014 ini, antara lain diisi acara kunjungan berbagai objek wisata, kunjungan ke masjid-masjid di London dan sekitarnya, serta silaturahmi dengan warga muslim Indonesia yang ada di Inggris.
“Tapi yang terpenting dari semua itu adalah kami dari manajemen Elzatta dan para mitra jaringan toko menjadi semakin akrab. Kami semua bertekad untuk semakin maju pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Source : Bisnis Indonesia Week End Edisi 8/2/2015
Editor : Setyardi Widodo
dikutip dari jakartabisnis.com

No comments:

Post a Comment