Pages

Friday 6 March 2015

Bahaya Kebanyakan Gula Bagi Anak Balita

Bahaya Kebanyakan Gula Bagi Anak Balita

Tahukah Ma, gula yang terlalu banyak dapat memicu gigi berlubang, masalah perilaku, kegemukan, dan diabetes. Yuk simak artikel berikut ini supaya Anda tahu lebih lagi.
Ma, karena anak-anak berbeda dalam bentuk tubuh, tingkat aktivitas, serta sifat, tidak ada takaran jumlah gula yang paling pas dalam dietnya. Pada saat yang bersamaan, bagaimana gula memainkan peran dalam berbagai masalah kesehatan bisa membantu Anda menentukan asupan yang seimbang untuk anak:
Gigi berlubang Gula sendiri tidak mengakibatkannya, tetapi memang betul gula memicu pertumbuhan bakteri penyebabnya. Jadi, sementara minum air berfluor serta teratur menggosok gigi membantu mencegah berlubangnya gigi, asupan gula yang bertubi-tubi ke dalam mulut justru meningkatkan peluang tersebut. Itulah sebabnya dokter gigi menentang kebiasaan menidurkan bayi dengan sebotol susu (itu mengandung gula susu) atau jus buah, atau membiarkan anak menyesapnya sepanjang hari.
Masalah perilaku Seabrek studi memastikan, gula tidak menyebabkan hiperaktif. Bahkan ternyata, beberapa tetes air gula (setengah sendok teh dalam 25 ml air) bisa menenangkan bayi yang rewel. Ketika gula masuk ke aliran darah dan mencapai otak, untuk sementara waktu meningkatkan kerja saraf penenang, seperti serotonin.
Ini tidak menyatakan bahwa Anda hanya berimajinasi tentang kekacauan paska kue ulang tahun. Masalahnya adalah, apa yang terjadi ketika kadar gula darah naik terlalu tinggi. Tubuh bereaksi dengan cara memproduksi sejumlah besar insulin, hormon yang menggiring gula keluar dari darah dan masuk ke sel-sel tubuh. Kadar gula darah bisa drop begitu cepatnya, sehingga anak agak gemetar atau lamban. Tidak mengherankan, kadar gula darah yang rendah bisa memicu keinginan untuk makan yang manis-manis, dimana akan menciptakan lingkaran setan antara gula yang tinggi dan rendah.
Jika anak Anda cenderung punya masalah setelah makan gula, Anda bisa mencegahnya dengan cara mengurangi jumlahnya pada satu waktu—mengatur besar porsi, mengencerkan jus buah, memilih camilan yang rendah gula—serta memastikan ia makan sesuatu yang menyehatkan bersama makan yang manis-manis itu. Protein (keju, kedelai, buncis, daging, kacang-kacangan) dan serat (buah-buahan, sayuran, whole-grain) membantu memperlambat naik turunnya kadar gula darah.
Kegemukan. Gula sendiri tidak membuat anak kelebihan berat badan. Anak-anak juga menambah beberapa kilogram ketika lebih banyak kalori yang masuk ketimbang yang dibakar (dikeluarkan). Sayangnya, minuman dan camilan bergula umumnya mensuplai kalori di atas dan di luar apa yang anak butuhkan untuk memuaskan rasa laparnya.
Kalori dalam gula juga cenderung ‘merosot’ terlalu cepat dan mudah. Sekaleng 300 ml soda mengandung sepuluh sendok teh gula (160 kalori), dan banyak jus buah yang diberi bahan pemanis yang kandungan gulanya sama atau bahkan lebih. Minum secara teratur, walau hanya satu minuman bergula (soda, fruit punch, atau es teh manis) setiap hari menaikkan risiko kegemukan. Ini satu alasan mengapa AAP (American Academy of Pediatrics) mengeluarkan kebijakan yang mendesak sekolah-sekolah untuk berhenti menjual minuman yang ditambahkan bahan pemanis di kantin dan mesin otomatis.
Jus buah, yang mengentalkan sejumlah gula buah, bisa saja berlebihan, kata dokter anak Barbara Frankowski, M.D. AAP menyarankan pembatasan usia-per-usia:
• Tidak boleh diberikan pada bayi di bawah enam bulan.
• Tidak lebih dari 175 ml per hari untuk bayi enam bulan sampai setahun.
• Tidak lebih dari 175 ml sehari untuk anak satu sampai enam tahun.
• Tidak lebih dari 300 ml seharinya untuk anak di atas enam tahun.
Diabetes Gula sendiri tidak perlu disalahkan. Tetapi, asupan gula yang tinggi bisa meningkatkan risiko anak menderita diabetes Tipe 2 atau kondisi pradiabetes yang dikenal sebagai sindroma insulin resistance. Keduanya bisa terjadi ketika tubuh kurang peka terhadap insulin, serta berkaitan dengan sejumlah masalah kesehatan yang serius di kemudian hari, termasuk penyakit jantung dan bahkan kemandulan.
Menurut pakar endokrinologi, asupan gula yang tinggi bisa secara tidak langsung menaikkan risiko diabetes dan sindroma insulin resistance, yakni mengarah pada kegemukan (faktor risiko yang besar), dan secara langsung membuat pankreas, organ yang memproduksi insulin, bekerja melebihi batas.(sumber : parenting.co.id)

No comments:

Post a Comment